Cerita Sex Pembalasan Dendam Kepada Suamiku

Posted on 17,814 views

Bokeptetangga – Cerita Sex Pembalasan Dendam Kepada Suamiku, Kartika perempuan berumur 32 tahun mempunyai pekerjaan sebagai seorang guru di sekolah swasta ternama di Surabaya. Kartika telah menikah dengan pria bernama Herry yang pekerjaannya adalah teknisi di pengeboran minyak lepas pantai milik perusahaan asing yang hanya bisa pulang 5-6 bulan sekali.

Kartika bertekad memulai profesinya sebagai High Class Call Girl saat ia tahu melihat bukti bahwa suaminya main belakang, selama bekerja di lepas pantai Herry suka membawa gadis-gadis nakal. Hal ini ia ketahui dari teman suaminya yang mempunyai dendam terhadap suaminya, teman suaminya itu menunjukan beberapa foto hasil jepretannya sendiri yang berisikan foto suaminya sedang memluk dan mencium mesra gadis-gadis nakal. Kartika memulai kariernya di bidang pelacuran kelas tinggi dengan memasang sebuah iklan di koran, begini bunyi iklannya “Massage Intan, cantik dan berpengalaman menerima panggilan hub. 0821 4951 xxxx “, dengan nama samaran Intan maka dimulailah petualangan terlarang Bu guru kita ini.

SMS mulai mengalir ke handphone Kartika yang berisikan panggilan panggilan tapi ada juga SMS yang berisikan kalimat-kalimat porno, Kartika tidak menanggapi semua SMS itu karena hal itu akan membuang waktu saja begitu juga dengan percakapan dengan calon-calon kliennya semua gagal mencapai kata sepakat. Karena harga yang ditetapkan oleh Kartika sangat tinggi yaitu 1,5 juta sekali datang, tentu saja jarang yang berani memboking Kartika.

Sampai suatu saat ada panggilan HP yang masuk saat ia mengajar di kelasnya
“Permisi anak-anak ibu mau terima telpon dulu jangan ramai ya!”kemudian Kartika berjalan keluar kelas dan menerima panggilan itu.
“Hallo Intan? ” terdengar suara berat seorang lelaki
“Ya dengan siapa Pak? ”
“Berapa tarif kamu semalam? ”
“1,5 juta bayar di muka, tidak kurang dari itu ”
“Ok done deal, kita ketemu di Kafe Bistro, Darmo Selatan jam 19.00 nanti malam sampai disana langsung miss call aku ya bye ..tut tut tut”

Dalam hati Kartika merasa berdebar dan aneh karena ini adalah pertama kalinya ia akan mendapatkan panggilan serius dan anehnya orang tersebut tidak menawar harga yang ia ajukan, Kartika termenung memikirkan telepon yang baru saja ia terima sampai seorang muridnya menegur
“Bu, Ibu sakit ya? ” tanya seorang muridnya
“Oh nggak apa-apa kok, ayo masuk lagi” sambil memegang pundak muridnya

Setelah selesai mengajar Kartika segera pulang dan mempersiapkan diri, ia mandi dan berdandan secantik mungkin tapi tidak menor, dengan mengenakan gaun malam warna hitam yang anggun, Kartika berangkat ke Bistro menggunakan taksi.
Rasa berdebar semakin menjadi saat ia memasuki kafe dan dengan tangan sedikit gemetar ia memanggil no. HP lelaki yang tadi siang menelponnya segera saja terdengar bunyi handphone di pojok ruangan yang rupanya sengaja di taruh di atas meja oleh pemiliknya.

Mata Kartika memandang ke arah sumber bunyi tersebut dan melihat lelaki berumur 45 tahun keturunan cina dengan pakaian necis dan berkacamata minus yang melambaikan tangan seolah olah sudah mengenal dirinya
“Hi Intan, silahkan duduk disini ”
Ujar lelaki itu sambil berdiri menjabat tangan Intan yang tak lain adalah nama samaran Kartika.

“Ok kita makan dulu atau langsung pergi nih? ” tanya lelaki itu.
“Kita bisa langsung pergi setelah pembayaran di lakukan ” ujar Kartika ketus
“Wow santai saja non jangan takut ini aku bayar sekarang ”
Sebuah amplop coklat disodorkan dan langsung di buka dan dihitung oleh Kartika
“Ok 1,5 juta kita berangkat, omong omong nama bapak siapa ” tanya Kartika
“Teman-teman memanggil aku Apin, yuk berangkat ”
Apin menggandeng tangan Kartika dengan mesra seperti istrinya sendiri.

Dengan menggunakan Pajero Sport, Apin membawa Kartika meninggalkan kafe dengan santai tapi pasti mobil dibawa menuju ke arah daerah perumahan elit di daerah Cendana. Ketika sampai di depan sebuah rumah mewah dengan pagar tinggi Apin membunyikan klaksonnya, pagar besi itu terbuka secara otomatis meskipun tidak tampak orang di halaman rumah mewah itu, setelah mobil masuk sampai di teras rumah seseorang dengan seragam batik berlari kecil menghampiri mobil.
“Selamat datang Ko Apin  “sambil membukakan pintu mobil.
“Yang lainnya sudah pada kumpul toh, Yok? ” tanya Koh Apin pada lelaki berseragam itu
“Sudah Pak, silahkan Pak ” kata petugas yang bernama Yoyok ini .

Mobil Apin segera dibawa untuk di parkir oleh yoyok yang rupanya bertugas sebagai valet service. Apin dan Kartika langsung masuk ke dalam rumah mewah itu
“Ini rumah Koh Apin ” tanya Kartika kagum melihat ruang tamu yang besar dan dipenuhi barang mewah
“Oh bukan, ini rumah perkumpulan semacam klub bagi kami untuk melepas kepenatan” ucap Ko Apin seraya membuka pintu ruang tengah yang di dalamnya berisi 3 orang lelaki dan 3 perempuan.

Di ruangan itu tersedia 5 kasur king size, 2 meja biliard, 3 set sofa mewah dan sebuah mini bar yang tertata apik serasi dengan ruang yang relatif besar itu, dari suasana ruangan sudah dapat diperkirakan bahwa ruangan ini sering di pakai sebagai ajang maksiat .
“Hoi Pin, lama sekali kamu, dapet barang baru ya?” tanya seorang lelaki cina berumur 53 tahun yang di panggil Ko A Liong.
“Ah nggak enak ah ngomong gitu di depan orang ” elak Apin
“Ko Apin, mending kamu kasih Mbak ini buat aku saja, kamu pake saja salah satu SPG yang aku bawa” ucap lelaki berbadan gemuk besar dan berkulit sawo matang yang dipanggil dengan panggilan Pak Angkoro.

Apin mengamati SPG yang ditawarkan padanya, diantara tiga SPG itu ada satu yang paling menarik hatinya yaitu Lyvia Goh. SPG berumur 22 tahun berdarah cina dengan tinggi 167 cm dan berat 47 kg berwajah mirip Ineke, dengan penampilannya yang mengenakan rok super mini dengan atasan kemeja ketat nan tipis membuat Apin tak mampu menolak tawaran Pak Angkoro
“Ok deh, Pak Angkoro boleh ambil Kartika, saya pinjam Lyvia ” sahut Apin sambil langsung menarik pinggang Lyvia dan mereka berdua melakukan deep kissing yang sangat panas sampai terdengar lenguhan lenguhan nafas mereka.

Cerita Lainnya:   Cerita Seks Pijatan Pak RT Membuat Aku Bergairah

Lyvia yang diciumi dengan ganas segera membalas ciuman itu sambil membuka kancing kemejanya yang seakan tak muat menampung payudaranya yang montok. Dengan rakus Ko Apin memelorotkan BH Lyvia dan menghisap puting berwarna coklat muda itu, sambil bercumbu tangan Ko Apin bergerak melingkar pinggang Lyvia dan melepas kait rok mini dan meloloskan rok itu turun sehingga kini Lyvia Go hanya mengenakan BH yang sudah tidak menutupi payudaranya dan sebuah celana dalam berwana putih berenda tipis yang sangat seksi sekali melekat di tubuhnya yang putih bak mutiara.

Dengan sekali angkat tubuh Lyvia Go dibawa Ko apin menuju ranjang terdekat, lalu menelentangkannya sambil meloloskan celana dalam seksi itu dari tempatnya sehingga tampaklah kemaluan Lyvia yang sudah dicukur bersih, tanpa membuang waktu Apin segera menjilat dan menusuk nusukkan lidahnya ke dalam vagina Lyvia yang diikuti dengan erangan nikmat dari Lyvia.

“Ahh, aduh enak Koh, dasyat aargh ”
“Enak ya Go? Kamu sudah berapa kali ngeseks selama jadi SPG ” tanya Apin sambil mengocok vagina Lyvia dengan dua jari sambil terkadang menggosok kelentit mungil itu dengan jempolnya.
“Ini yang ke tu..juh aah hi hi hi aduh geli Koh ”
“Yang pertama ama siapa ” selidik Apin mencari cari daerah g-spot dengan ujung jarinya
“Yang pertamaa, aduh yah yah aauh disitu Koh enak, yang pertama sama Pak Angkoro di WC showroom aah”

Untuk mengakhiri pemanasan ini maka Apin menempelkan lidahnya di kelentit Lyvia, kemudian menggeleng-gelengkan dan memutar-mutar kepalanya dengan lidah tetap menempel di kelentit. Menerima rangsangan dasyat itu tubuh Lyvia melengkung bagai busur panah yang siap melesatkan anak panahnya.
“Aduh Ko Apin, aargh masukin sekarang Ko jangan siksa aku lebih lama lagi hm? “.

Melihat Lyvia sudah terangsang berat maka Ko Apin segera menghentikan permainan oralnya dan melepas bajunya sendiri dengan cepat, Lyvia yang melihat Ko Apin melepas bajunya kagum melihat badan Ko Apin yang berotot, dadanya yang bidang dan perutnya yang terbagi 8 kotak sangat seksi di mata Lyvia yang biasanya melayani Pak Angkoro yang gendut. Semakin bernafsu untuk segera bersetubuh maka Lyvia Go membantu melepas celana Ko Apin dan betapa kagetnya Lyvia Go ketika celana itu merosot langsung nongol benda sepanjang 16.5 cm (wah ternyata Ko Apin tidak pakai celana dalam loh, tapi dengan tidak memakai celana dalam juga sangat baik bagi kesuburan pria kata Pak dokter).

Dengan posisi kaki yang di buka lebar lebar, Lyvia menanti Ko Apin sambil tangan kanannya menggosok gosok klitorisnya sendiri, Ko Apin mengambil posisi di tengah tengah kaki Lyvia yang terbuka lebar dan mengarahkan penisnya di muka pintu gerbang kewanitaan Lyvia
“Aku masukin ya Lyv?”
“Sini kubantu Koh ” Lyvia memegang penis Apin dan mengarahkannya ke liang senggamanya
“Seret banget ya Lyv, jadi susah masuk nih”
“Koh jangan bercanda melulu ah, kapan masuknya?”
“Ya udah nih rasain Lyv”
“Aauh aah aah pelan dikit Koh ”
Akhirnya pelan tapi selamat, penis Ko Apin amblas ke dalam vagina Lyvia dan permainan kuda kudaan khusus dewasapun dimulai, Ko Apin memaju mundurkan pantatnya dengan tempo sedang sambil memegang kedua betis Lyvia sebagai tumpuan tangannya .

Beralih ke ibu guru kita yaitu Kartika yang cuma bengong melihat permainan permainan liar di sekelilingnya.
“Wah suasananya panas ya? ” Pak Angkoro menegur Kartika yang bengong
“Ah nggak juga Pak, kan ada AC” balas Kartika risih
“Nggak panas gimana, coba kamu lihat orang orang itu pada telanjang ngapain coba?”
“Eeng eeng gimana ya Pak ”
“Eng eng eng apa, ayo lepas bajumu, kamukan sudah di bayar toh? ”
Kartika merasa harga dirinya diinjak-injak, di dalam hati Kartika berkata “Aku adalah seorang guru yang dihormati dan disegani oleh anak didik dan rekan sekerjaku kenapa demi dendam pada suami aku harus menjerumuskan diriku ke dalam lembah nista tapi sudah terlambat”, air mata mulai menetes di pipi Kartika.

“Wah, kok malah nangis iki piye? Waduh!!” Pak Angkoro mengelus-elus perutnya yang besar karena bingung.
“Nggak Pak, ayo kita mulai aja permainan ini ” Kartika mengusap air matanya.
“Ya gitu dong, itu baru semangat profesional jangan nangis lagi ya ”
Kartika membuka gaun malamnya dengan pedih dan rasa hampa, demikian juga Pak Angkoro beliau membuka seluruh pakaiannya memperlihatkan tubuhnya yang gemuk dan hitam.

“Sini Intan, bapak akan membuat kamu melayang layang ” pangil Pak Angkoro
Kartika yang masih malu dan canggung menutup tubuhnya yang bugil dengan tangannya sedapat mungkin sambil melangkah ke arah Pak Angkoro
“Wah kok malu malu gitu, jangan kuatir Ros bapak nggak akan kasar kasar sama kamu “, Pak Angkoro memandang tubuh Kartika dari atas ke bawah. Jakunnya naik turun memandang tubuh Kartika yang menggiurkan, kulitnya yang kuning langsat bagai kulit putri kraton meskipun tidak seputih Lyvia tapi pancaran erotik dari mata Kartika bagai sinar pancasona pusaka tanah jawa. Dan cara gerak Kartika sungguh membangkitkan gairah, keayuan khas gadis jawa terpancar dari setiap lekuk tubuhnya dan terutama payudaranya yang berwarna kuning gading sungguh mengundang birahi lelaki manapun yang melihatnya.

Cerita Lainnya:   Cerita Seks THREESOME DI TENGAH HUJAN DERAS

Dengan lembut Pak Angkoro meletakan kedua telapak tangannya di atas payudara Kartika dan mulai memijat lembut sambil perlahan ia melekatkan bibirnya ke bibir Kartika yang sensual di lumatnya bibir Kartika, semakin lama semakin panas sampai kedua tubuh itu seolah menjadi satu, Pak Angkoro melingkarkan tangannya ke pinggang Kartika dan menariknya sampai lekat pada tubuhnya dan mencumbu Kartika dengan penuh nafsu. Dihisap dan dimasukannya lidahnya kedalam relung relung mulut Kartika sehingga mau tak mauKartikamembalas pagutan-pagutan liar itu.

Hasrat kewanitan Kartikabenar-benar dibangkitkan oleh Pak Angkoro yang berlaku seperti kuda jantan dan mendominasi seriap permainan ini. Kartika mulai merasakan hawa panas naik dari dadanya ke ubun-ubun yang membuat Kartika semakin tak berdaya melawan hawa maksiat yang begitu kental dalam ruangan ini sehingga akhirnya Kartikapun terlarut dalam hawa maksiat itu.

“Kartika aku minta dioral dong ” sambil menyodorkan penis hitamnya yang berdiameter 5 cm dengan panjang 14 cm.
“Nggak ah Pak, jijik saya! ih! ”
“Wah kamu kudu profesional Kartika, kalau kerja jangan setengah-setengah gitu dong, gini aja kamu tak oral kalau sampai kamu orgasme berarti kamu kudu ngoral aku yah? ”
Belum sempat Kartika menjawab Pak Angkoro telah menyelusupkan kepala diselangkangan Kartika dan mulai melancarkan segala jurus simpanannya mulai dari jilat, tusuk sampai jurus blender yang memnyapu rata seluruh dinding permukaan vagina Kartika sehingga dalam waktu 7 menit Kartika sudah di buat kejang-kejang.
“Oooh Pak oouh oh pa..ak” Kartika meregangkan ototnya sampai batas maksimal.
“Tuh kamu udah orgasme, nggak bisa bohong sekarang giliranmu” ucap Pak Angkoro senang

Pak Angkoro menarik kepala Kartika dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya memegang penisnya sendiri sambil mengocok ringan, setelah mulut Kartika dalam jangkauan tembak Pak Angkoro segera menjejalkan penisnya ke dalam mulut Kartika
“Ayo dong Kartika” Pak Angkoro menyuapkan penisnya seperti menyuapkan makanan pada anak kecil, setelah penisnya berada dalam mulut Kartika maka dengan menjambak rambut Kartika Pak Angkoro memaju mundurkan kepala Kartika
“Ehm ehm Pak Angko.. ehm ehm” Kartika berusaha berbicara tapi malah tersenggal senggal
“Udah diam aja deh Kartika jangan banyak bicara emut!”

Setelah lima menit berjalan Kartika akhirnya secara mandiri mengulum ujung penis Pak Angkoro, sementara tangannya mengocok dengan kasar pangkal penis Pak Angkoro.
“Yes gitu Kartika, wah kamu lebih hebat dari istriku loh, mau gak kamu jadi gundikku?” Pak Angkoro berbicara ngawur karena keenakan dioral Kartika. Merasa jenuh dengan permainan oral akhirnya Kartika meminta untuk bercinta.
“Udahan dong Pak, kita ngeseks yang bener aja ya?” tanya Kartika dengan halus
“Ok, kamu yang minta loh”

Pak Angkoro menarik Kartika yang tadinya mengoral dia dalam posisi jongkok menuju meja biliard dan menyuruh Kartika menumpukan kedua tangannya menghadap meja bilirad sementara Pak Angkoro yang berada di belakang Kartika mengatur posisi sodokan perdananya.
“Kartika nungging dikit dong, ya gitu sip!” Pak Angkoro mengelus pantat Kartika yang bahenol kemudian mengarahkan senjatanya ke vagina Kartika.
“Aaouh Pak Angkoro, pelan Pak sakit penisnya bapak sih kegedean ” ucap Kartika setengah meledek.
“Wah kamu itu muji apa menghina Kartika? mungkin vaginamu yang kekecilan Ros” Pak Angkoro membalas ejekan Kartika dengan menarik pinggul Kartika ke belakang secara cepat maka amblaslah seluruh penis Pak Angkoro.
“Auuw gede banget, aauw aah ” Kartika mulai menggoyang pinggulnya berusaha menyeimbangi goyangan Pak Angkoro

Pak Angkoro membenamkan penisnya dalam-dalam dengan menarik pinggul Kartika kebelakang, dengan penis masih tertancap di vagina Kartika kemudian Pak Angkoro memutar pinggulnya membentuk lingkaran sehingga penis yang didalam vagina Kartika menggencet dan menggesek setiap syaraf syaraf nikmat di dinding vagina .
“Aauh, Kartika keluar ahh” Kartika mengalami orgasme yang menyebabkan setiap otot di tubuh Kartika mengencang sehingga tubuhnya kelojotan tidak terkendali.
“Loh Kartika, kok sudah KO, belum 10 menit kok udah orgasme wah ini kalau cowok namanya edi, ejakulasi dini kalau kamu berarti menderita odi orgasme dini, ayo terusin sampai aku keluar juga ”
Pak Angkoro mengganti posisi bersenggama dengan mengangkat tubuh Kartika dan menidurkannya di meja biliard. Kemudian kaki Kartika dibentangkan oleh Pak angkoro lebar-lebar dan dengan kekuatan penuh penis besar itu menerjang mendobrak pintu kewanitaan Kartika, sampai-sampai klitorisnya ikut tertarik masuk, Kartika yang masih dalam keadaan orgasme makin menggila menerima sodokan itu sehingga secara refleks Kartika mencakar bahu Pak angkoro.

“Oouchh Kartika kamu ini apa-apaan sih, kok main cakar-cakaran segala?”
“Oouh aash sorry, abis Kartika nggak tahan sih ama sodokannya Mas yang begitu perkasa” bujuk Kartika agar Pak angkoro tidak marah.
“Jangan cakar lagi ya, kalo tidak rasain ini” Pak Angkoro menggigit puting Kartika dengan lembut tapi sedikit menyakitkan.
“Aauw nakal deh” ucap Kartika sambil menggoyangkan pinggulnya sendiri agar penis Pak Angkoro tetap menggesek dinding vaginanya.

Dalam waktu singkat Kartika yang mula-mula seorang guru telah berevolusi menjadi pelacur kelas tinggi yang benar benar profesional baik dari kebinalan maupun ucapannya, semua sudah berubah Kartika kini benar benar seorang pelacur sejati.