Cerita Sex Dewasa Memuaskan Nafsuku Dengannya Di dalam Mobil

Posted on 6,033 views

BokeptetanggaCerita Sex Dewasa Memuaskan Nafsuku Dengannya Di dalam Mobil, Aku harap semuanya akan menjadi lebih baik setelah aku memutuskan hubungan aku dengan tunangan aku, Reni, tetapi aku masih mencintainya. Sampai tidak mudah bagi aku untuk melupakan sosoknya, aku harus bilang ” kenapa aku terus seperti ini menuruti amarahku , aku bukan orang seperti ini keluar masuk tempat hiburan terus menerus ” karena aku rasa bisa melupakan sosok Reni.Tapi aku melihat Reni mengobrol dengan seorang pria di kafe tempat kami biasa makan atau hanya sekedar hunting di sana.

Tetapi hari itu kami tidak ada janji dan aku pergi kesana bersama teman – teman aku dan tersulut emosi aku seketika itu juga karena Reni tunanganku bersama pria lain.

Akhirnya aku bersikap kasar terharap Reni, aku tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Aku mempermalukan Reni di depan banyak orang. Aku lupa bahwa wanita adalah segalanya bagiku, bahkan kami telah melakukan adegan seperti dalam cerita seks. aku masih ingat pertama kali kami melakukan Reni menangis karena membawakan kehormatannya kepada aku.

Kecemburuan aku terlalu besar pada saat itu aku putuskan di depan banyak orang. aku tidak mengejarnya ketika dia menangis, aku sudah makan ego aku untuk menyerah. Sampai sekarang penyesalan itu terjadi, untuk meminta maaf tidak bisa karena Reni tidak lagi tinggal di rumah orang tuanya dia memilih untuk meninggalkan kota ini.

Seluruh keluarga memilih untuk diam sewaktu aku rutin mencari Reni. aku juga menyadari bahwa aku kasar di depan umum pada waktu itu. Sekarang umur aku 28 tahun dan harapan untuk menikah dengan Reni musnah , terlintas dibenakku sewaktu Reni memanggil aku dengan lembut “Mas Bagas”.

Hari ini tepat 8 bulan aku tidak hiruakan orang-orang yang mengatakan waktu kumis dan jenggot yang kubiarkan tumbuh “Mas temanmu di depan ..” Tapi dia sudah buru-buru pergi dengan cara itu kakakku sendiri tidak bisa lagi dekat denganku, dia begitu dekat dengan Reni bahkan mereka terlihat seperti saudara mereka sendiri. Ternyata ada temanku Dani “Hey sob .. kamu tetap sama .. ayo Bagas kamu harus move on”

Cerita Lainnya:   Cerita Seks Dunia Malam Bergairah

Dia mencoba memberikan penjelasan panjang lebar tapi aku tidak mendengarkannya meskipun lama dia ngomong sama aku, sampai akhirnya Dani memberiku Undangan pernikahan dan hatiku terenyuh untuk melihat undangannya apalagi menikahi teman aku ,Bella.

“Kuharap kamu datang sob .. banyak teman yang aku undang” Tapi tetap aku merasakan ada rasa sakit di hatiku, sampai Dani berpamitan pulang ke rumah. Pernikahan itu seminggu lagi ketika aku membaca di undangan, aku kembali ke klub malam untuk melupakan kenangan tetapi untuk saat ini aku belum berhubungan seks seperti dalam cerita seks meskipun banyak gadis penghibur yang bisa dipakai di klub.

aku sangat menyukai Reni dan aku sangat menyesal, sampai akhirnya pernikahan Dani pun tiba. aku datang dengan salah satu teman aku yang juga teman dari Dani, Farhan namanya jadi kami sampai dan aku masuk ke dalam tanpa memperhatikan yang lain. aku tahu bahwa aku adalah pusat perhatian, aku sangat tampan dan termasuk seorang pria yang gagah di antara yang lain tetapi sekarang tubuh aku terlihat lebih kurus.

Belum lagi pesta usai ketika aku hendak minum, karena pesta di pesta pernikahan Dani adalah Garden Party sehingga setiap tamu yang merasa kurang sesuatu dapat mengambil sendiri. Saat itulah aku melihat sosok yang aku rindukan untuk “Reni ….” kataku, tetapi dia pergi dan aku tidak lagi membuang kesempatan aku mengejar Reni di tempat parkir yang dia dapatkan di mobilnya.

aku juga jangan lewatkan kesempatan aku bergabung di mobilnya “Sudaah Bagas kamu di luar sana ..” Reni berteriak pada aku tapi aku cepat-cepat langsung memeluknya “Maaf Ren .. maaaf … aaaaku … maaf ..”aku tidak berkata apa-apa hanya memeluknya dengan erat, cukup lama aku membuatnya tidak marah kepada aku sampai akhirnya dia mengajak aku pergi dari tempat itu.

Selain itu, kami menjadi pusat perhatian seorang diri, selama perjalanan Reni berhenti sejenak aku yang awalnya tidak berhenti mengatakan kata maaf akhirnya terdiam juga. Sampai kita berada di area pantai “Ayo cepat jelaskan mas .. mas Bagas mau ngomong apa .. Reni mau pulang ..” ucapnya memecahkan kesunyian di antara kami. Tanpa berpikir aku akan memeluknya dan aku mencium bibirnya.

Cerita Lainnya:   Cerita Sex Kenikmatan Vagina

“eeeeuuummmaaaaccchhhh … aaaaggggghhhh .. eeeeuuuuummmmaaaaacccchhhh … aaaagggghhh …” Dia menutup matanya sambil menarik rambutku hingga kusut, aku melumat bibirnya kulepaskan semua kerinduanku pada Reni.

Aku memeluk tubuh Reni tanpa melepaskan ciuman. Tanganku langsung meraba bagian tubuhnya dan masuk kedalam baju Reni. Aku yakin dia menginginkan hal yang lebih dari ini.

Dia menggelinjang “Ooouugggggghhhh … mas … Bagaaaas …. aaaagggghhh … aaaaggghhh … aaaagggghh … akuu kangeeeen maaassss … aaaaaggghhhh …” Rupanya Reni juga tidak bisa mengubur hasrat dan memanjat di atas tubuh aku dan dengan posisi sudah berada diatas aku, dengan sigap aku menggeluarkan penis aku agar mudah masuk ke vagina Reni”OOoouuuggghh … aaaagggghhh … aaaaagggghhh … aaaaggghh …. maaas … aaaggghhh …” Reni bergerak naik meski tidak leluasa tapi cukup bagi kita untuk menikmatinya, aku juga menahan kedua pinggul Reni membantu dia rebahan di atas tubuhku di kursi mobil. Reni terus bergerak untuk membuat aku menikmati setiap gerakan.

Penis ku pun tidak bisa mengendalikannya mungkin karena sudah lama tidak melakukan hubungan intim ini “OOOOuugggghh … Reeeen … aaaaakkkhhhhh …. aaaaaaku … aaaaaagggghh …. aaaggggghhhh …” Saat itu sperma mengalir deras dari dalam penis aku, sementara Reni masih berusaha mencapai klimaks tetapi aku telah mencapai lebih dulu.

Tapi aku tahu dia tidak akan menunjukkan kekecewaannya padaku, dia berhenti bergerak tapi dia dengan lembut menatapku dan mengelus wajahku “Reni kangen mas Bagas …” Aku tidak menjawabnya tapi aku menatapnya tajam, meski begitu tidak percaya bahwa ketika Reni lagi aku memeluknya erat. Sampai Reni menangis jika dia tidak bisa bernafas, kami tertawa.